PESAN SEMUT
Acap kali tiap pagi
aq terpaku di depan jendala berdebu
menatap kearah jalan
seakan menyuruhku berhenti memikirkannya
buaian kipas angin mengeliuk keras
coba beri aroma yg netral
untuk terus memperjuangkannya
aaaaaarrrrrhhh
seekor semut menjitakkan sengitan dijari kakiku
memberi tanda bahwa jalan di luar
amat panjang di bubuhi kerikii kerikil kecil
yang siap menghantam
disusuni butiran pasir dan debu
yg mampu membutakan kaki
yang berbelok dan berarus
ini lah hidup
pesan semut kecil itu
22 november 2012
Kamis, Jam 08 : 04
_widiya trisna_
PERJELASLAH !
tawa yang pecah seakan terlihat renyah
mengiuk ngiuk aksara memori lama
mengulik sejarah yang tak akan mungkin terukir
hanya impian bala
yang sebenarnya merobek dasar rasa
dimana ini ?
apa ini ?
akan kah tanya terlontar ?
aungan hati begitu mengiba,
mengiuk ngiuk aksara memori lama
mengulik sejarah yang tak akan mungkin terukir
hanya impian bala
yang sebenarnya merobek dasar rasa
dimana ini ?
apa ini ?
akan kah tanya terlontar ?
aungan hati begitu mengiba,
ingin ingin dan hanya angan
tak biasa kah kita ?
begitu banyak puing tanya yang ku punya,
amat besar impian yang kusimpan
namun tertutup kabut egois yang menjelma
#memang tak ada tempat utk mu
tak biasa kah kita ?
begitu banyak puing tanya yang ku punya,
amat besar impian yang kusimpan
namun tertutup kabut egois yang menjelma
#memang tak ada tempat utk mu
20 november 2012
Selasa, Jam 23 : 03
_widiya trisna_
TIDAK
Saat bayang menuntun menuju langit
Angin tak harus tau
cukup melilit dalam lengang
cukup melilit dalam lengang
rumputpun turut menyaksikan
Diam bisu dan terpaku
Setitik hujan jatuh
Mencoba meresapi
Seakan mengerti dan pahami
Janjikan lentera damai
Tidak !
Bahkan untuk 2 telinga
Mereka tak harus tau
Dan tetap tidak....
Untuk nyanyian langit bernada sendu
Untuk harmoni senja yang menyulap
tidak, tidak, tidak…
tidak, tidak, tidak…
Oktober 2012
jam 17: 16 WIB
_Widiya Trisna_
jam 17: 16 WIB
_Widiya Trisna_
LUKA
seleluasa kepingan kaca melayang
menerawang terbang menembus hati
tak terbaca namun terasakan
aksara api tertelan bara
dan luka...
aksi pena dalam lipatan kertas
cermat lukiskan pantonim masa
beranjak dari bait ke halaman
titik dan koma pun beradu
seleluasa kepingan kaca melayang
menerawang terbang menembus hati
tak terbaca namun terasakan
aksara api tertelan bara
dan luka...
aksi pena dalam lipatan kertas
cermat lukiskan pantonim masa
beranjak dari bait ke halaman
titik dan koma pun beradu
Terangkailah kata bukan madu
entah apa yang tersirat
mengisak hati menahan luka
pandangi langit dalam tirai langkah
menoreh bait rindu
menepi kian jauh
entah apa yang tersirat
mengisak hati menahan luka
pandangi langit dalam tirai langkah
menoreh bait rindu
menepi kian jauh
dan akhirnya luka
23 juni 2012
jam 20: 10 WIB
_Widiya Trisna_
23 juni 2012
jam 20: 10 WIB
_Widiya Trisna_
AKU DEBU JALANAN
Aku hanya debu jalanan
Tak terarah dalam melangkah
bila angin merayu
Kuturuti
Berpijak alasan yang kabur
Aku hanya debu jalanan
Terlihat kuat namun rentan
Tanpak sabar tapi tak tegar
Merayap mencercah kerikil jalan
Aku hanya debu jalanan
Mengendap saat puing hujan menyerang
Berserakan saat angin menjahili
Selalu Bertabur dalam kemasan jalan
Aku debu jalanan..
Desember 2011
jam 10: 44 WIB
_Widiya Trisna_
jam 10: 44 WIB
_Widiya Trisna_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar