Daftar Blog Saya

Senin, 31 Maret 2014

antropologi religi : asal muasal religi oleh tylor dan frazer


 E.B TYLOR
Teori faham jiwa
Teori yang mengatakan bahwa kelakuan manusia yang bersifat religi itu terjadi karena manusia mulai faham akan faham jiwa. Kesadaran faham jiwa itu meliputi dua aspek penting, yaitu:

1.      perbedaan antara manusia yang hidup dan yang mati, kemanakah mereka pergi? Mengapa manusia bisa bergerak dan mengapa bisa tidak bergerak (saat mati)? Pertanyaan- pertanyaan itu yang membuat manusia sadar bahwa disamping tubuh jasmaniah kita, ada sesuatu yang menggerakkan, yang disebut jiwa (soul).
2.      Dalam mimpinya, manusia melihat tubuhnya sedang berjalan di tempat lain (bukan ditempat ia sedang tidur) maka manusia membedakan antara tubuh jasmani nya yang ada ditempat tidur dan suatu bagian dari dirinya yang pergi ketempat yang lain. Bagian itu lah yang disebut dengan jiwa.

Dari situ bisa ditarik kesimpulan, bahwa jiwa bisa hidup mandiri dan bisa meninggalkan tubuh pada saat-saat tertentu, seperti pada saat tidur atau pingsan, namun menurut E.B. TYLOR  pada saat manusia tidur ataupun pingsan, jiwa masih berhubungan dengan tubuh manusia, kecuali pada saat manusia itu meninggal dunia. Jiwa dan tubuhnya sudah berpisah dan terputus hubungannya secara permanen, sehingga jiwa-jiwa yang lepas dari tubuh ini merdekadan mengisi seluruh alam ini dan oleh E.B. TYLOR , jiwa-jiwa yang merdeka ini sudah tidak bisa disebut lagi soul namun disebut spirit (makluk halus atau roh). Dari sinilah akhirnya manusia memercayai adanya roh-roh halus yang dapat menjaga mereka sewaktu-waktu dari kejadian apapun yang menimpa mereka, teruatama roh-roh halus dari garis nenek moyang mereka sendiri. hal ini lah yang disebut tylor sebagai animism.Animism pada dasarnya merupakan keyakinan pada roh yang mendiami alam semesta, sekeliling tempat tinggal manusia.

Kemudian tylor melanjutkan teorinya tentang asal mula religi dengan suatu uraian tentang evolusi religi, yang berdasarkan cara berpikir evolusionisme. Katanya (tahap pertama), animism yang pada dasarnya merupakan keyakinan kepada roh roh yang mendiami alam semesta sekeliling tempat tinggal manusia, ini merupakan bentuk religi yang tertua. Tingkat kedua dalam evolusi religi, manusia yakin bahwa gerak alam yang hidup itu juga disebabkan adanya jiwa dibelakang peristiwa peristiwa dan gejala gejala alam itu. Jiwa alam itu kemudian dipersonifikasikan dan dianggap sebagai makhluk yang memiliki suatu kepribadian dengan kemauan dan pikiran yang disebut dengan dewa alam. Pada tingkat ketiga, timbul keyakinan bahwa dewa dewa alam itu digerakan oleh dewa tertinggi. Akibat dari keyakinan itu adalah berkembangnya keyakinan kepada satu tuhan dan timbulnya religi religi yang bersifat monoteisme sebagai tingkat terakhir dalam revolusi religi manusia.

pada penelitian tylor mengenai tingkat evolusi kebudayaan manusia menimbulkan konsep survivals. Survivals adalah unsure unsure sisa dari kebuadayaan yang berasal dari tingkat evolusi sebelumnya. Paham survival ini menjadi alat yang penting bagi penganut evolusionisme dalam menganalisa kebudayaan kebudayaan dan dalam menentukan tingkat evolusi dari tiap kebudayaan itu.




J.G. FRAZER 

Teori batas akal 

Bahwa manusia memecahkan semua persoalan dalam hidupnya dengan menggunakan akal dan system pengetahuan mereka, namun menurutnya akal dan system pengetahuan manusia itu ada batasnya, makin maju sebuah kebudayaan manusia, makin luas batas akal itu. Akhirnya soal-soal hidup yang tidak dapat dipecahkan oleh manusia dengan segala keterbatasannya itu membawa manusia kepada magic atau biasa kita sebut dengan ilmu gaib untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Magic menurut Frazer adalah segala perbuatan manusia untuk mencapai suatu maksud dengan menggunakan kekuatan alam dan segala sesuatu yang ada di belakangnya. Namun menurut Frazer, pada waktu itu sebagian besar kegiatan magic tersebut tidak berhasil, dan akhirnya manusia mulai percaya pada alam yang dihuni oleh makhluk-makhluk halus yang lebih berkuasa dari mereka dan mereka anggap punya kekuatan untuk mengatur alam, maka dari sinilah timbul religi.

Menurut frazer, memang ada suatu perbedaan besar antara ilmu gaib dengan religi. Ilmu gaib adalah segala sistem tingkah laku dan sikap manusia untuk mencapai suatu maksud dengan menguasai dan mempergunakan kekuatan kekuatan dan kaidah kaidah gaib yang ada dalam alam, sebaliknya religi adalah segala sistem tingkah laku manusia untuk mencapai suatu maksud dengan cara menyandarkan diri kepada kemauan dan kekuasaan makhluk halus seperti roh roh, dewa yang menepati alam.
 Sebagaimana zaman magi digantikan oleh zaman agama, begitupulalah era kepercayaan kepada ewa pada m,asa sekarang, harus menyerah pada era  pemikiran manusia yang ketiga dan selanjutnya, zaman sains yang mempergunakan pengetahuan yang rasional.
Perbedaan yang mendasar yang dikemukakan oleh taylor dan frazer adalah agama didefinisikan sebagai kepercayaan pada makluk spiritual, secara umum mendapati agama mnyerupai magi, karena keduanya dibangun atas penghubung ide secara tidak kritis. Sedangkan agama dilihat sebagai hal yang bertentangan dengan prinsip magi.  

1 komentar: