ANTARA AKU,KAU,CINTA DAN DUNIA MAYA
Manusia tidak
pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidupnya , hidup adalah
teka-teki dan kunci rahasia ditangan-NYA. Kita hanya mengikutinya,menebak –
nebak di mana jalan akan berujung sambil selalu siaga terhadap arah yang
mungkin merintang. Kita akan melonjat jika jalan berlubang , kita akan
menyiapakan tenaga jika jalan berlubang , kita akan menyiapakan tenaga jika
jalan yang tiba-tiba terjal atau berbatu atau waspada jika jalan ternyata
terlalu lurus tanpa belokakn , siapa
tahu petaka mengintai justru di jalan yang lurus.
* *
*
Dian merenung dikamarnya , saat sendirian membaca
sebuah buku hikmah kehidupan yang menjelaskan tentang berbagai karakter
manusia. Gadis itu memainkan bulpoint dan menempelkannya diantara hidung dan
bibirnya. Semenit kemudian ia tersenyum simpul. Di sebelah mejanya terdapat
sebotol cemilan , dian mengambil dan memakannya , menikmati rasanya lalu
bergumam. “Hmmm..enuaak…!!”
Mata Dian melirik
kearah meja. Diatas meja tersebut ada sebuah foto kecil yang menjadi kenangan
di dalam hidupnya ketika masih bersama keluarganya yang utuh. Ketika
kebahagiaan bersemayang di keluarganya. yang seketika buyar dalam sesaat.
Jam sudah
menunjukkan pukul satu siang . saatnya dian bergegas keluar untuk mencari buku
buku penting yang sedang dicarinya untuk
memecahkan suatu masalah yang masih merisaukan dirinya. Kemudian pergi kewarnet
terdekat , Dian membuka e-mail di inboxnya.
Sunday ,
januari 20, 01,23 a.m
To :Dian_Cinta@yahooo.com
Subjek : Nomor ponsel
Dian,
Hubungi aku di nomor 085363037029
Salam.
Rivo
Dengan seksama
dian membacanya, dan kemudian menyalin nomor ponsel yang telah di berikan Rivo
, seorang sahabat maya nya yang belum pernah ditemuinya secara face to face.
Gadisa itu masih tersenyum-senyum sediri tatkala merasakan sesuatu yang aneh
dihatinya. Untuk menghilangkan rasa aneh itu dian memutar lagu korea kesukaanya.
Untuk beberapa saat , Dian mencoba untuk menghubungi Rivo tapi tidak bisa
, nomornya tidak aktif.
Dian keluar dari
warnet setelah satu jam didalamnya. Dan seperti biasa dia berjalan menuju taman
sambil membawa buku agenda kesayangannya. Dan bekerja sebagai penulis freelance
yang cukup aktif.
Setiap bulan , ia mengirimkan karyanya ke penerbit
agar bias di terbitkan menjadi novel. Dian hidup sendirian dirumah kontrakan
nya yang telah ditempatinya selama kurang lebih satu tahuan ini. Sembil
memandangi langit biru , dian mengambil permen kesukaan nya di dalam tas dan
mengemutnya. Kemudian dia merenung sejenak untuk memikirkan ide baru untuk
menulis naskahnya yang masih belum terselesaikan
Didalam lamunan,dian
sering berfikir mengenai cara memahami malapetaka sebagai takdir tuhan. Manusia
sering kali memiliki sifat buruk yang tidak mereka sadari. Bila ada malapetaka
atau sesuatu yang tidak menyenangkan , cepat cepat mereka melemparkan
penyebabnya kepada takdir. Sebaliknya, mereka melupakan kata itu saat meraih
kesuksesan. Dian seringkali menulis dalam novelnya dan memberikan pesan kepada
pembaca agar tidak salah memahami malapetaka sebagai takdir Tuhan. Manusia
tidak dapat melepaskan diri dari takdir Tuhan.
Begitupun Dian
bahwa dia tidak mati dalam kecelakaan yang menimpa keluarganya itulah takdir
tuhan. Padahal kematiannya telah di rencanakan dengan baik oleh pamannya
sendiri. Dian terpaku dalam menulis dalam agendanya.
apakah ini
takdirku ?
apakah aku harus
terpisah dari keluarga yang aku cintai ?
aku ingin
mengikuti takdir mereka…
Andai aku ikut mati, apa yang akan terjadi?
Pasti kesepian ini
akan berujung
Percayalah kalian
bahwa hidup itu dua kali?
Ya, hidup itu dua
kali..
.Tapi aku selalu
bertanya kepada tuhan ,
Kenapa aku tidak
ikut mati ?
* *
*
Dian menutup buku
agendanya, ia sudah terlalu lelah duduk ditaman sambil menyelesaikan naskah
novelnya. Dian berdiri dan merapikan barang bawaannya. Lalu ia beranjak pergi
menuju rumahnya.
Di tengah
perjalanan pulang , Dian melihat seekor kucing yang tergeletak di pinggir
jalan,gadis itu bingung sesaat , lalu menghampiri kucing kecil itu , kemudian
menggendongya. Dian tersenyum saat berpapasan dengan seorang lelaki yang
tiba-tiba muncul beberapa meter didepannya. Sesosok laaki – laki itu sedang
asyik merokok dan mengepulkan asapnya.
Ia berjalan
mendekati dian , dan memperhatikan kucingnya yang sedang di gendong dian.
“Kucingmu?? “
Tanya nya
Dian menggelang. “
Bukan, aku baru menemukannya kucing ini di sana ,
didepan pohon pinus itu “. Jawab Dian sambil mengelus elus bulu kucing
itu dengan lembut.
“Bukannya kucing
itu kotor? Kau tak merasa jijik?”. Tanyanya lagi
“Aku akan
memeliharanya karena jika semua orang yang melihatnya berfikiran sama
sepertimu, kucing ini pasti mati. Padahal Tuhan membenci orang yang
menelantarkannya”. Sahut Dian yang membuat rona muka lelaki itu memerah karna
malu.
Mereka berdua
masih terdiam sambil saling menatap dan tersenyum kecil. Ketika tidak tahu apa
yang harus dilakukan lagi ,Dian meninggalkan sosok laki laki itu yang masih
memerhatikannya dari belakang.Dian terus melangkah , dan bertanya dalam hati .
Siapakah dia? Aku seperti pernah
mengenalnya , tapi di mana?
Semenit kemudian ,
Dian menoleh ke belakang. Lelaki itu belum juga beranjak dan masih memerhatikannya.
Sejenak Dian masih memperhatikannya,Dian merapikan rambutnya yang tersibak
terkena angin,lalu kembali berjalan menghampiri laki-laki itu. Mereka saling bertatapan
kaku.
“kau , suka duduk
ditamankan?? Melihat langit biru dan merenung?
Apa kau tak bekerja ?? Tanya Dian tanpa
basa basi untuk mencari arah pembicaraan. Lelaki itu hanya diam. Akhirnya ,Dian
memutuskan untuk pergi meninggalakannya.
Namun dalam hati
,Dian berharap lelaki aneh itu memanggilnya, sengaja Dian melangkah perlahan
agar tidak lansung menghilang , lelaki itu kelihatan dingin , acuh tak acuh Dian
menanti , sedetik , dua detik , satu menit dan lelaki itu bicara.
“aku akan mencoba untuk hidup
seperti air dan udara,lebih dari kata bebas,dan aku akan mendengarkan rahasiamu
dari angin, aku akan mencari angin itu sampai
kutemukan hawa kesejukan dari sepenggal hikayat rahasia di bumi “.
Kata-kata yang
sangat menakjubkan bagi Dian sebagai seorang penulis. Dian menghampiri lebih dekat.
“maksudmu??
Sebenarnya kau siapa? Kau seorang penulis ? pujanggakah ? Dian bertanya penuh
harap agar lelaki itu mau menjawabnya.
Lelaki aneh itu
hanya diam dan tersenyum saja. Dia tidak mau mengatakan siapa dia sebenarnya,
Dian merasa kesal karena pertanyaannya diacuhkan,tapi dalam diam Dian kagum
pada lelaki itu. Dengan raut wajah muram,Dian mendorong laki-laki itu.
“kukira tadi kau
adalah orang bisu,karena tidak menjawab semua omonganku. Tapi tiba-tiba saja
kau bicara. Namun,ketika aku menanyakan siapa dirimu,kau malah diam saja. Dasar
aneh ! orang gila !” bentak Dian penuh emosi.
“untuk
apa kau ingin mengenaliku ?” Tanya lelaki itu dengan dingin.
“aku
hanya ingin tau namamu… susah sekali !”
“panggil
aku dengan nama yang kau suka !”
“maksudmu
?”
“panggil
aku dengan nama yang kau inginkan,aku tak punya nama dan aku tak suka dengan
namaku,yang kurasa adalah bagian dari masa lalu ku” jawabnya penuh arti.
“orang
aneh !!” gumam Dian.
“yupz
panggil itu saja”
Dian kembali ke
kosnya merebahkan badan yang sangat penat dikasurnya yang sangat empuk. “apa
maksudnya ya,punya nama tapi tak suka dan bagian masa lalu” gumam Dian.Seribu
pertanyaan menerpa kepala Dian,sayangnya tidak satu pertanyaanpun yang
terpecahkan. Dian mengambil hpnya dan mengetik sebuah puisi tentang
kehidupan,setelah selesai Dian mengirim pada sebuah nomor dikontaknya dengan
nama Rivo.
* * *
Setiap hari Dian
selalu pergi ketaman,tapi 2 hari terakhir ini Dian tak kesana karena ada tugas
yang harus di selesaikan. Dian sangat penasaran dengan lelaki itu,ada rasa
rindu yang menyelinap dihatinya. Dianpun bergegas menuju taman,menatap
sekelilingnya,tak sesosok orangpun ditemuinya. Hanya sebuah hp yang tergelatak
diatas kursi taman. Dianpun melihatnya,membuka file yang mungkin ada profil
pemiliknya. Hasilnya nihil,saat Dian membuka inboxnya Dian sangat terkejut dan
tidak percaya. Semua inbox yang ada adalah pesan darinya dan nomor itu memang
nomornya. Berulang kali Dian membaca dan menyesuaikan nomor tersebut,faktanya
itu benar nomor Dian.
“mungkinkah ini hpnya Rivo
?”gumamnya dalam hati. Dianpun menangis berharap itulah yang sebenarny,ingin
sekali ia bertemu dengan Rivo teman duni mayanya selama lebih dari 3 tahun.
Apakah laki-laki aneh itu adalah Rivo ? sejuta Tanya bergelut di benaknya.
Dianpun menyimpan benda tersebut dalam tasnya.
Dianpun
kembali ke kosnya dengan gundah,”tidak mungkin ini punya Rivo,dia tak seperti
lelaki aneh itu,jauh sekali perbedaannya” ucapnya. Satu minggu sudah
berlalu,pemilik hp tersebut belum juga diketahui,lelaki aneh yang sering
dijumpainyapun menghilang,dian tak pernah lagi bertemu dengannya. Dengan
seketika Dian berdiri dan langsung menuju taman,ia duduk di tempat biasa.
“hai….
!!”sapa suara yang tak lagi asing di telinganya,laki-laki aneh itu tiba-tiba
datang dari belakang.
“kau
menangis ?” tanyanya lagi.
“kenapa
kau menghilang ?” Tanya Dian terisak-isak tak kuasa menahan rasa aneh dan
penasaran dalam hatinya,lelaki itu memalangkan wajahnya berusaha untuk tidak
menjawab pertanyaan Dian.
“apa
gunanya kau bertanya padaku ?”
“karena
aku merasa kehilangan dirimu”
“untuk
apa kau menemuiku ?”
“mencarimu”
“tapi
untuk apa kau bersusah payah mencariku,kalau tidak ada alas an yang akurat”
“apa
ini punyamu ?”Tanya Dian sambil menyodorkan sebuah hp.
“benar”
jawabnya dengan santai tampa
ekspresi.
Dian terkejut
untuk kesekian kalinya. Dian menatap lelaki itu,tak diduga dan tak disangka
ternyata dia adalah seeorang yang dikenalnya didunia maya,sungguh sosok Rivo
tak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Dian menyangka Rivo adalah sosok yang
rapid an romantisseprti puisi-puisinya dan segala rentetan tulisan yang pernah
diterimanya. Saat itu Dian memberanikan diri untuk bertanya pada laki-laki aneh
itu.
“kau
suka berkirim pesan lewat email atau sms ?”Tanya Dian memancingnya dengan
berlagak tidak pernah tau apapun.
“benar”
jawabnya dingin
“apa
kau punya sahabat dekat di dunia maya ?”
“ada.
Namanya Dian,dia adalah sahabat mayaku sejak dulu. Kami sering berkirim pesan
dan membicarakan lewat email atau sms tentang arti kehidupan,cinta,kesetiaan,pengalaman
hidup dan lain sebagainya. Sebenarnya
aku sangat ingin bertemu dengannya,namun wajahnya tak pernah kuketahui. Aku
ingin dia mengirimi fotonya agar aku dapat mengerti wajahnya. Apakah secantik
namanya juga hatinya” jawab lelaki itu sambil tersenyum dengan tatapan
menerawang entah kemana. Dian ikut tersenyum mendengarkannya karena laki-laki
itu tidak tau bahwa gadis mayanya itu tepat berada disampingnya.
“kau
sangat ingin bertemu dengannya ?” Tanya Dian tersenyum melihat reaksi dari lelaki itu yang menanpakan
wajah malu.
“ya,ingin
sekali” jawabnya
“kau
mencintainya ?”
“entahlah,sepertinya
iya,walau aku belum pernah bertemu”
Sregg
jantung Dian seolah terasa disambar petir,dia gugup. Dengan cepat ia bersikap seperti
biasa,sebenarnya Dian ignin berkata “akulah dia” tapi hanya didalam hati saja, ingin selali rasanya ia
berteriak,tapi apalah dayanya.
Setelah
berbicara dengan lelaki aneh itu yang ternyata Rivo Dian pamit untuk pulang. Ia
merasa telah melakukan kesalahan besar,tidak mau mengatakan yang sejujurnya
pada Rivo. Ia sangat menyesal dan ingin menangisi semua ini bahwa pada dasarnya
bibit-bibit cinta itu memang ada di hatinya untuk Rivo. Tapi satu hal yang tak
mungkin terjadi,diakhir pembicaraannya Rivo pamit untuk pergi ke Australia
melanjutkan studinya yang sempat tertunda akibat depresi tentang cinta. Dian
terus menangis dan memaki dirinya sendiri,ucapan Rivo selalu terngiang
ditelinganya. Untuk apa aku mencarai
gadis yang kucintai sedangkan dia tak sudi untuk kucari. Hati seorang perempuan
tak akan berubah Karena waktu dan musim,bahkan sekalipun ia mati dengan
abadi,hatinya takkan binasa dia akan tetap tidak ingin bertemu dengan ku”
ingin sekali Dian membantah ucapan itu,bahwasannya itu bukan fakta yang
sebenarnya. Begitu tajam kata-kata Rivo. Dian hanya berdoa dan berharap agar
suatu saat nanti dipertemukan lagi dengan Rivo.
Senja
itu sengaja Dian mendatangi taman,ia memandang keseliling area taman tak
ditemukannya sosok laki-laki yang biasa ditemuinya.
“inilah
yang terbaik untukku biarkan aku dengan kehidupanku sendiri. Mungkin kita akan
bertemu di lain waktu. My love just for you Rivo. Hanya tuhan yang tau dan aku
akan menunggumu” ucapnya dengan pelan sambil mendongak kearah langit senja yang
kian memerah. Kemudian Dian memejamkan kedua matanya dan merasakan kegelapan
didalamnya. Angin sepoi-sepoi berhembus dan daun-daunpun saling berguguran dari
dahannya. Samar-samar Dian mendengar seorang laki-laki memanggil namanya
berkali-kali.
Dian…
dian…. !!!
Gadis
itupun langsung membuka matanya dan membalikan tubuh untuk melihat siapa yang
memanggil namanya. Namun yang terlihat hanyalah kehampaan.kesunyian dan
kesendirian . mungkin Dian sangat merindukan kehadiran Rivo. Sampai-sampai
mendengar suaranya dimana-mana,ketika sedang memejamkan mata,saat terlelap
bahkan saat sedang merenung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar