Daftar Blog Saya

Selasa, 17 April 2012

cerpen


ANTARA AKU,KAU,CINTA DAN DUNIA MAYA

Manusia tidak pernah tahu  apa yang akan terjadi dalam hidupnya , hidup adalah teka-teki dan kunci rahasia ditangan-NYA. Kita hanya mengikutinya,menebak – nebak di mana jalan akan berujung sambil selalu siaga terhadap arah yang mungkin merintang. Kita akan melonjat jika jalan berlubang , kita akan menyiapakan tenaga jika jalan berlubang , kita akan menyiapakan tenaga jika jalan yang tiba-tiba terjal atau berbatu atau waspada jika jalan ternyata terlalu lurus  tanpa belokakn , siapa tahu petaka mengintai justru di jalan yang lurus.
* * *
Dian merenung dikamarnya , saat sendirian membaca sebuah buku hikmah kehidupan yang menjelaskan tentang berbagai karakter manusia. Gadis itu memainkan bulpoint dan menempelkannya diantara hidung dan bibirnya. Semenit kemudian ia tersenyum simpul. Di sebelah mejanya terdapat sebotol cemilan , dian mengambil dan memakannya , menikmati rasanya lalu bergumam. “Hmmm..enuaak…!!”

Mata Dian melirik kearah meja. Diatas meja tersebut ada sebuah foto kecil yang menjadi kenangan di dalam hidupnya ketika masih bersama keluarganya yang utuh. Ketika kebahagiaan bersemayang di keluarganya. yang seketika buyar dalam sesaat.
Jam sudah menunjukkan pukul satu siang . saatnya dian bergegas keluar untuk mencari buku buku  penting yang sedang dicarinya untuk memecahkan suatu masalah yang masih merisaukan dirinya. Kemudian pergi kewarnet terdekat , Dian membuka e-mail di inboxnya.
From   : rivo90@yahoo.com
Sunday , januari 20, 01,23 a.m
To        :Dian_Cinta@yahooo.com
Subjek  : Nomor ponsel
Dian,
                                    Hubungi aku di nomor 085363037029

                                    Salam.
                                    Rivo

Dengan seksama dian membacanya, dan kemudian menyalin nomor ponsel yang telah di berikan Rivo , seorang sahabat maya nya yang belum pernah ditemuinya secara face to face. Gadisa itu masih tersenyum-senyum sediri tatkala merasakan sesuatu yang aneh dihatinya. Untuk menghilangkan rasa aneh itu dian memutar lagu korea kesukaanya. Untuk beberapa saat , Dian mencoba untuk menghubungi Rivo tapi tidak bisa ,  nomornya tidak aktif.
Dian keluar dari warnet setelah satu jam didalamnya. Dan seperti biasa dia berjalan menuju taman sambil membawa buku agenda kesayangannya. Dan bekerja sebagai penulis freelance yang cukup aktif.
Setiap bulan , ia mengirimkan karyanya ke penerbit agar bias di terbitkan menjadi novel. Dian hidup sendirian dirumah kontrakan nya yang telah ditempatinya selama kurang lebih satu tahuan ini. Sembil memandangi langit biru , dian mengambil permen kesukaan nya di dalam tas dan mengemutnya. Kemudian dia merenung sejenak untuk memikirkan ide baru untuk menulis naskahnya yang masih belum terselesaikan 

Didalam lamunan,dian sering berfikir mengenai cara memahami malapetaka sebagai takdir tuhan. Manusia sering kali memiliki sifat buruk yang tidak mereka sadari. Bila ada malapetaka atau sesuatu yang tidak menyenangkan , cepat cepat mereka melemparkan penyebabnya kepada takdir. Sebaliknya, mereka melupakan kata itu saat meraih kesuksesan. Dian seringkali menulis dalam novelnya dan memberikan pesan kepada pembaca agar tidak salah memahami malapetaka sebagai takdir Tuhan. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari takdir Tuhan.
Begitupun Dian bahwa dia tidak mati dalam kecelakaan yang menimpa keluarganya itulah takdir tuhan. Padahal kematiannya telah di rencanakan dengan baik oleh pamannya sendiri. Dian terpaku dalam menulis dalam agendanya.
apakah ini takdirku ?
apakah aku harus terpisah dari keluarga yang aku cintai ?
aku ingin mengikuti takdir mereka…
Andai aku  ikut mati, apa yang akan terjadi?
Pasti kesepian ini akan berujung
Percayalah kalian bahwa hidup itu dua kali?
Ya, hidup itu dua kali..

.Tapi aku selalu bertanya kepada tuhan ,
Kenapa aku tidak ikut mati ?

* * *
Dian menutup buku agendanya, ia sudah terlalu lelah duduk ditaman sambil menyelesaikan naskah novelnya. Dian berdiri dan merapikan barang bawaannya. Lalu ia beranjak pergi menuju rumahnya.
Di tengah perjalanan pulang , Dian melihat seekor kucing yang tergeletak di pinggir jalan,gadis itu bingung sesaat , lalu menghampiri kucing kecil itu , kemudian menggendongya. Dian tersenyum saat berpapasan dengan seorang lelaki yang tiba-tiba muncul beberapa meter didepannya. Sesosok laaki – laki itu sedang asyik merokok dan mengepulkan asapnya.
Ia berjalan mendekati dian , dan memperhatikan kucingnya yang sedang di gendong dian.
“Kucingmu?? “ Tanya nya
Dian menggelang. “ Bukan, aku baru menemukannya kucing ini di sana ,  didepan pohon pinus itu “. Jawab Dian sambil mengelus elus bulu kucing itu dengan lembut.
“Bukannya kucing itu kotor? Kau tak merasa jijik?”. Tanyanya lagi
“Aku akan memeliharanya karena jika semua orang yang melihatnya berfikiran sama sepertimu, kucing ini pasti mati. Padahal Tuhan membenci orang yang menelantarkannya”. Sahut Dian yang membuat rona muka lelaki itu memerah karna malu.

Mereka berdua masih terdiam sambil saling menatap dan tersenyum kecil. Ketika tidak tahu apa yang harus dilakukan lagi ,Dian meninggalkan sosok laki laki itu yang masih memerhatikannya dari belakang.Dian terus melangkah , dan bertanya dalam hati .
Siapakah dia? Aku seperti pernah mengenalnya , tapi di mana?
Semenit kemudian , Dian menoleh ke belakang. Lelaki itu belum juga beranjak dan masih memerhatikannya. Sejenak Dian masih memperhatikannya,Dian merapikan rambutnya yang tersibak terkena angin,lalu kembali berjalan menghampiri laki-laki itu. Mereka saling bertatapan kaku.
“kau , suka duduk ditamankan?? Melihat langit biru dan merenung?
Apa kau tak bekerja ?? Tanya Dian tanpa basa basi untuk mencari arah pembicaraan. Lelaki itu hanya diam. Akhirnya ,Dian memutuskan untuk pergi meninggalakannya.          

Namun dalam hati ,Dian berharap lelaki aneh itu memanggilnya, sengaja Dian melangkah perlahan agar tidak lansung menghilang , lelaki itu kelihatan dingin , acuh tak acuh Dian menanti , sedetik , dua detik , satu menit dan lelaki itu bicara.
“aku akan mencoba untuk hidup seperti air dan udara,lebih dari kata bebas,dan aku akan mendengarkan rahasiamu dari angin, aku  akan mencari angin itu sampai kutemukan hawa kesejukan dari sepenggal hikayat rahasia di bumi “.
Kata-kata yang sangat menakjubkan bagi Dian sebagai seorang  penulis. Dian menghampiri lebih dekat.
“maksudmu?? Sebenarnya kau siapa? Kau seorang penulis ? pujanggakah ? Dian bertanya penuh harap agar lelaki itu mau menjawabnya.                                                                                                                             
Lelaki aneh itu hanya diam dan tersenyum saja. Dia tidak mau mengatakan siapa dia sebenarnya, Dian merasa kesal karena pertanyaannya diacuhkan,tapi dalam diam Dian kagum pada lelaki itu. Dengan raut wajah muram,Dian mendorong laki-laki itu.
“kukira tadi kau adalah orang bisu,karena tidak menjawab semua omonganku. Tapi tiba-tiba saja kau bicara. Namun,ketika aku menanyakan siapa dirimu,kau malah diam saja. Dasar aneh ! orang gila !” bentak Dian penuh emosi.
            “untuk apa kau ingin mengenaliku ?” Tanya lelaki itu dengan dingin.
            “aku hanya ingin tau namamu… susah sekali !”
            “panggil aku dengan nama yang kau suka !”
            “maksudmu ?”
            “panggil aku dengan nama yang kau inginkan,aku tak punya nama dan aku tak suka dengan namaku,yang kurasa adalah bagian dari masa lalu ku” jawabnya penuh arti.
            “orang aneh !!” gumam Dian.
            “yupz  panggil itu saja”
Dian kembali ke kosnya merebahkan badan yang sangat penat dikasurnya yang sangat empuk. “apa maksudnya ya,punya nama tapi tak suka dan bagian masa lalu” gumam Dian.Seribu pertanyaan menerpa kepala Dian,sayangnya tidak satu pertanyaanpun yang terpecahkan. Dian mengambil hpnya dan mengetik sebuah puisi tentang kehidupan,setelah selesai Dian mengirim pada sebuah nomor dikontaknya dengan nama Rivo.
* * *
Setiap hari Dian selalu pergi ketaman,tapi 2 hari terakhir ini Dian tak kesana karena ada tugas yang harus di selesaikan. Dian sangat penasaran dengan lelaki itu,ada rasa rindu yang menyelinap dihatinya. Dianpun bergegas menuju taman,menatap sekelilingnya,tak sesosok orangpun ditemuinya. Hanya sebuah hp yang tergelatak diatas kursi taman. Dianpun melihatnya,membuka file yang mungkin ada profil pemiliknya. Hasilnya nihil,saat Dian membuka inboxnya Dian sangat terkejut dan tidak percaya. Semua inbox yang ada adalah pesan darinya dan nomor itu memang nomornya. Berulang kali Dian membaca dan menyesuaikan nomor tersebut,faktanya itu benar nomor Dian.
“mungkinkah ini hpnya Rivo ?”gumamnya dalam hati. Dianpun menangis berharap itulah yang sebenarny,ingin sekali ia bertemu dengan Rivo teman duni mayanya selama lebih dari 3 tahun. Apakah laki-laki aneh itu adalah Rivo ? sejuta Tanya bergelut di benaknya. Dianpun menyimpan benda tersebut dalam tasnya.
            Dianpun kembali ke kosnya dengan gundah,”tidak mungkin ini punya Rivo,dia tak seperti lelaki aneh itu,jauh sekali perbedaannya” ucapnya. Satu minggu sudah berlalu,pemilik hp tersebut belum juga diketahui,lelaki aneh yang sering dijumpainyapun menghilang,dian tak pernah lagi bertemu dengannya. Dengan seketika Dian berdiri dan langsung menuju taman,ia duduk di tempat biasa.
            “hai…. !!”sapa suara yang tak lagi asing di telinganya,laki-laki aneh itu tiba-tiba datang dari belakang.
            “kau menangis ?” tanyanya lagi.
            “kenapa kau menghilang ?” Tanya Dian terisak-isak tak kuasa menahan rasa aneh dan penasaran dalam hatinya,lelaki itu memalangkan wajahnya berusaha untuk tidak menjawab pertanyaan Dian.
            “apa gunanya kau bertanya padaku ?”
            “karena aku merasa kehilangan dirimu”
            “untuk apa kau menemuiku ?”
            “mencarimu”
            “tapi untuk apa kau bersusah payah mencariku,kalau tidak ada alas an yang akurat”
            “apa ini punyamu ?”Tanya Dian sambil menyodorkan sebuah hp.
            “benar” jawabnya dengan santai tampa ekspresi.

Dian terkejut untuk kesekian kalinya. Dian menatap lelaki itu,tak diduga dan tak disangka ternyata dia adalah seeorang yang dikenalnya didunia maya,sungguh sosok Rivo tak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Dian menyangka Rivo adalah sosok yang rapid an romantisseprti puisi-puisinya dan segala rentetan tulisan yang pernah diterimanya. Saat itu Dian memberanikan diri untuk bertanya pada laki-laki aneh itu.
            “kau suka berkirim pesan lewat email atau sms ?”Tanya Dian memancingnya dengan berlagak tidak pernah tau apapun.
            “benar” jawabnya dingin
            “apa kau punya sahabat dekat di dunia maya ?”
            “ada. Namanya Dian,dia adalah sahabat mayaku sejak dulu. Kami sering berkirim pesan dan membicarakan lewat email atau sms tentang arti kehidupan,cinta,kesetiaan,pengalaman hidup  dan lain sebagainya. Sebenarnya aku sangat ingin bertemu dengannya,namun wajahnya tak pernah kuketahui. Aku ingin dia mengirimi fotonya agar aku dapat mengerti wajahnya. Apakah secantik namanya juga hatinya” jawab lelaki itu sambil tersenyum dengan tatapan menerawang entah kemana. Dian ikut tersenyum mendengarkannya karena laki-laki itu tidak tau bahwa gadis mayanya itu tepat berada disampingnya.
            “kau sangat ingin bertemu dengannya ?” Tanya Dian tersenyum  melihat reaksi dari lelaki itu yang menanpakan wajah malu.
            “ya,ingin sekali” jawabnya
            “kau mencintainya ?”
            “entahlah,sepertinya iya,walau aku belum pernah bertemu”

            Sregg jantung Dian seolah terasa disambar petir,dia gugup. Dengan cepat ia bersikap seperti biasa,sebenarnya Dian ignin berkata “akulah dia” tapi hanya didalam  hati saja, ingin selali rasanya ia berteriak,tapi apalah dayanya.
            Setelah berbicara dengan lelaki aneh itu yang ternyata Rivo Dian pamit untuk pulang. Ia merasa telah melakukan kesalahan besar,tidak mau mengatakan yang sejujurnya pada Rivo. Ia sangat menyesal dan ingin menangisi semua ini bahwa pada dasarnya bibit-bibit cinta itu memang ada di hatinya untuk Rivo. Tapi satu hal yang tak mungkin terjadi,diakhir pembicaraannya Rivo pamit untuk pergi ke Australia melanjutkan studinya yang sempat tertunda akibat depresi tentang cinta. Dian terus menangis dan memaki dirinya sendiri,ucapan Rivo selalu terngiang ditelinganya. Untuk apa aku mencarai gadis yang kucintai sedangkan dia tak sudi untuk kucari. Hati seorang perempuan tak akan berubah Karena waktu dan musim,bahkan sekalipun ia mati dengan abadi,hatinya takkan binasa dia akan tetap tidak ingin bertemu dengan ku” ingin sekali Dian membantah ucapan itu,bahwasannya itu bukan fakta yang sebenarnya. Begitu tajam kata-kata Rivo. Dian hanya berdoa dan berharap agar suatu saat nanti dipertemukan lagi dengan Rivo.
            Senja itu sengaja Dian mendatangi taman,ia memandang keseliling area taman tak ditemukannya sosok laki-laki yang biasa ditemuinya.
            “inilah yang terbaik untukku biarkan aku dengan kehidupanku sendiri. Mungkin kita akan bertemu di lain waktu. My love just for you Rivo. Hanya tuhan yang tau dan aku akan menunggumu” ucapnya dengan pelan sambil mendongak kearah langit senja yang kian memerah. Kemudian Dian memejamkan kedua matanya dan merasakan kegelapan didalamnya. Angin sepoi-sepoi berhembus dan daun-daunpun saling berguguran dari dahannya. Samar-samar Dian mendengar seorang laki-laki memanggil namanya berkali-kali.
            Dian… dian…. !!!
            Gadis itupun langsung membuka matanya dan membalikan tubuh untuk melihat siapa yang memanggil namanya. Namun yang terlihat hanyalah kehampaan.kesunyian dan kesendirian . mungkin Dian sangat merindukan kehadiran Rivo. Sampai-sampai mendengar suaranya dimana-mana,ketika sedang memejamkan mata,saat terlelap bahkan saat sedang merenung.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar