SOSIOLOGI POLITIK
ANALISIS FILM SOE HOK
GIE
Oleh : Widiya Trisna/
1101817
Indonesia
di akhir tahun 1950 dan diawal 1960 adalah sebuah negara yang terjebak antara
perang dingin, apakah berada di bawah pimpinan presiden Soekarno seumur hidup.
Seluruh unsure masyarakat terpolitisi dan seluruh faksi dalam masyarakat
termasuk mahasiswa Indonesia aktif terlibat dalam permainan politik yang
kemudian ikut menentukan masa depan bangsa ini. Soe hok gie adalah seorang
pemuda Indonesia keturunan cina yang tumbuh dalam masa pergolakan ini. Dan
menuliskannya di buku hariannya.
Awal
dari film ini menceritakan bagaimana gie di masa kecil dan bagaimana lingkungan
tempat dia tinggal. Untuk menyampaikan aspirasi masyarakat tentang pemerintah
yang berlangsung dengan menggunakan media tembok besar di jalan yang ditulis
dengan cat berwarna hitam dan merah dengan memboomingkan
kata “revolusi” Sosialisasi politik adalah suatu transmisi pengetahuan,
sikap, nilai, norma, dan prilaku esensial dalam kaitannya dengan politik agar mampu
berpartisipasi efektif dalam kehidupan politik
dengan menggunakan media. Nah dalam film ini sosialisasi politik
dijalankan melalui media radio radio, Koran dan surat kabar lainnya.
Saat
Gie bicara tentang langgengnya kekuasaan Presiden Soekarno yang diangkat
menjadi Presiden Indonesia seumur hidup. Gie bersama teman-temannya seperti
Mochtar Lubis, Arief Budiman, mengadakan diskusi tentang permasalahan tersebut.
Soe Hok Gie menerbitkan tulisan tentang topik tersebut berjudul “Pelacuran
Intelektual” dimuat pada Harian Sinar Harapan 21 April 1969. Soe berani mengutarakan
pendapat setelah sebelumnya banyak membaca buku, dan berdiskusi. Hal ini
menunjukan bahwa adanya partisipasi aktif dari mahasiswa. Pada dasarnya
Partisipasi politik adalah keikutsertaan atau berperan serta dalam kegiatan
kegiatan yang berhubungan dengan kekuasaan, kewenangan, kehidupan publik,
pemerintahan, kebijakan dan pengambilan keputusan,. Intinya partisipasi politik
adalah keikutsertaan dalam kegiatan berpolitik.
Dalam film ini saluran komunikasi yang
digunakan oleh presiden Soekarno adalah komunikasi Massa
yaitu komunikasi ’satu – kepada - banyak’ yaitu melalui radio dan Komunikasi
Tatap Muka dengan para aktivis aktivis, hal ini terlihat saat soe menghadiri
sebuah pertemuan di istana negara dengan alasan meminta restu basa basi untuk
menjalankan sebuah organisasi meskipun soe tidak bergabung dalam sebuah
organisasi dan memilih untuk independen tapi dia tetap menghadirinya.
Pada tahun 1963 Partai Komunis Indonesia
(PKI) semakin gencar dalam mensosialisasikan partainya. Terlihat arakan
kampanye partai tersebut dengan menggunakan mobil besar untuk konvoi konvoi
dijalan sambil mengibarkan bendera partainya. Nah disini juga terlihat
soialisasi partai politik dengan menggunakan bendera yang menjadi salah satu
identitas partai tersebut.
Dibawah rezim pelopor kemerdekaan Indonesia Bung
Karno, yang ditandai
dengan konflik antara militer dengan PKI, pemerintahan Sukarno yang diktator dan
menyebabkan hak rakyat yang miskin terinjak-injak, adanya ketidakadilan sosial,
penyalahgunaan kedaulatan, dan korupsi di bawah pemerintahan Sukarno membuat mahasiswa
sebagai kaum intelektual ingin merubah dengan melakukan pergerakan sosial.
Januari tahun 1966 untuk mengurangi
pengaruh komunis, Sukarno membuat politik kenaikan harga yg menyebabkan rakyat
panik dan tidak berpikir untuk menumpas PKI. Dilain sisi organisasi mahasiswa pun
bersatu dalam kesatuan aksi mahasiswa Indonesia (KAMI) yang terdiri dari
beberapa organisasi organisasi misalnya PMKRI, GMNI, HMI, MAPALA dan lain lain turun
ke jalan dengan tiga tuntutan salah satunya utk membubarkan PKI.
Februari 1966, beberapa ribu mahasiswa
kembali mengadakan demonstrasi karena pada faktanya PKI tidak dibubarkan dan
masih berkeliaran dalam kabinet kementrian. Kemudian setelah ditetapkannya PKI
sebagai partai terlarang maka terjadilah pembantaian besar besaran bagi yang
terlibat di pulau Bali dengan alasan membersihkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan PKI. Saat itu orang terdekat dan keluarga yang terlibat
ditanyai dan terancam tidak aman saat itu.
Nah, dalam demonstrasi ribuan mahasiswa
terlihat jelas bahwa ada kebebasan untuk mengeluarkan pendapat, dimana
pemerintahan itu dari, oleh dan untuk rakyat. Dalam pewujudan masyarakat madani
atau civil society dimana komponen dari civil society itu sendiri adalah
pergerakan mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan lembaga pers. Dalam
film ini sangat terlihat bagaimana demonstrasi yang dilakukan mahasiswa mampu
mewujudkan perubahan tujuan kearah yang lebih baik, begitu juga LSM dan Pers
yang sangat membantu mempuplikasikan kejadian kejadian dimasa itu. Memang civil
society adalah sebuah wacana yang ingin kita raih bersama namun setidaknya
sudah terlihat usaha usaha dari kita untuk menuju masyarakat civil society yang
sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar