Latar belakang
kemajemukan Indonesia
1.
Keaadaan geografis
Keadaan
geografis membagi wilayah Indonesia kurang lebih 3000 pulau yang berserakan
sepanjang khatulistiwa. Kondisi kepulauan punya pengaruh yang sangat besar
terhadap terciptanya pluralitas kemajemukan Indonesia, ketika nenek moyang
terdahulu datang secara bergelombang ke Indonesia, memaksa mereka untuk tinggal
dan menetap didaerah yang terpisah pisah satu sama lain. Isolasi geografis yang
demikian mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau tumbuh menjadi
kesatuan suku bangsa . ikatan kesukuan ini terdiri dari sejumlah orang yang
disatukan oleh ikatan emosional serta
memandaang diri mereka masing masing
sebagai suatu jenis tersendiri. Dengan pengecualian yang sangat kecil, mereka
pada umumnya memiliki bahasa dan warisan
budaya yang sama. Lebih dari itu, mereka biasanya mengembangkan kepercayaan
bahwamereka memiliki asal usul keturunan yang sama, suatu kepercayaan yang seringkali
didukung oleh mitos mitos yang hidup ditengah masyarakat.
2.
Indonesia terletak diantara dua samudra
Indonesia
terletak diantara samudra pasifik dan samudra hindia. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap pluralism atau kemajemukan agama masyarakat Indonesia.
Letak yang berada ditengah lalu lintas perdagangan laut Indonesia sudah sejak
lama memperoleh pengaruh kebudayaan bangsa lain melalui para pedagang asing.
Pengaruh pertama yang masuk yaitu Hindu- Budha dari India sejak 400 tahun
sesudah masehi. Pengaruh ini tertanam kuat di pulau bali dan jawa hinggamasa
kini.
Kebudayaan
islam masuk sejak abad ke-13 akan tetapi baru menyebarluas sepanjang abad 15.
Suatu kepercayaan agama yang bersifat syncretic dianut oleh sebagian besar
penduduk. Dimas itu kepercayaan animisme dan dinamisme bercampur dengan
kebudayaan/ kepercayaan Hindu- Budha dan Islam, sementara itu Bali masih tetap
merupakan daerah pengaruh agama Hindu. Pengaruh barat datang ke Indonesia
melalui bangsa Portugis untuk mencari rempah rempah dan menjalankan misionaris
agama. Hasil final dari pengaruh kepercayaan tersebut adalah terciptanya
plurisme agama di Indonesia.
3.
Iklim dan struktur tanah yang berbeda
Hal
ini menciptakan pluralisme di bidang regional di Indonesia, perbedaan curah
hujan dan kesuburan tanah merupakan kondisi yang menciptakan dua macam
lingkungan ekologis yang berbeda di Indonesia. Yaitu perbedaan daerah pertanian
sawah yang banyak terdapat dipulau jawa dan bali serta daerah pertanian ladang
yang banyak terdapat diluar pulau jawa. Perbedaan lingkungan ekologis tersebut menyebabkan kontras antara jawa dan luar jawa
dalam bidang kependudukan, ekonomi, sosial, budaya.
REALITA KEBERAGAMAN
MASYARAKAT INDONESIA
a.
Etnik dan kebudayaan
Tentang
berapa jumlah suku bangsa yang ada di
Indonesia, ternyata terdapat banyak pendapat. Hildred Geertz menyebutkan lebih
dari 300 suku bangsa di Indonesia, Skiner menyebutkan lebih dari 35 suku bangsa
yang masing masing dengan adat dan bahasa yang berbeda. Data statistic hindia
belanda menggambarkan persentase suku bansa Indonesia tahun 1930 sebagai
berikut : 47,02 % Jawa, 3,36% Minang, 2,59% Bugis, 2.04% Batak, 1,88% Bali, 1,66%
Betawi, 1,61% Melayu, 1,52% Banjar, 1,41% Aceh, 1,30% Palembang, 1,12% Sasak,
1,10 % Dayak, 1,09 % Makasar, 0,94 % Toraja dan lain lainnya 9,54 %.
b.
Sistem Struktur sosial dan ekonomi
Dimasa
Hindia Belanda masyarakat Indonesia terbagi kedalam kelas kelas, dimana kelas
tertinggi adalah eropa, kelas menenga asia timur dan yang paling bawah adalah
pribumi.
c.
Agama dan kepercayaan
Agama
dan kepercayaan di Indonesia berawal dari animisme, dinamisme, totenisme.
Hingga saat sekarang ada 6 agama yang diakui Negara yaitu :
1)
Islam
2)
Katolik
3)
Protestan
4)
Hindu
5)
Budha
6)
Konghucu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar