Makalah
Antropologi
pendidikan
Kelompok
2
Nama
anggota:
1. Widiya Trisna 1101817
2. Risa Yumas 1101803
3. Fika Fertiwi 1101803
4. Nova Oktaviani
Universitas
Negeri Padang
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji Syukur atas
kehadiran Allah SWT atas Rahmat dan Karunianya, saya dapat menyelesaikan
makalah yang mana merupakan bahan diskusi kelompok dari perkuliahan Antropologi
Pendidikan tentang kepribadian
status.
Makalah ini saya kerjakan dengan
mengambil referensi dari beberapa sumber,makalah ini saya buat dan sepenuhnya belum mencapai
kata kesempurnan.jadi saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
nantinya dapat membantu saya dalam pembuatan makalah berikutnya,serta terimakasih tidak pula saya ucapkan kepada Dosen pembimbing yang telah
membimbing saya selama pembuatan
makalah ini,sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik pula.
Akhir kata saya mengucapkan
terimakasih atas semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Tugas
ini, sehingga saya banyak mendapatkan pelajaran yang sangat berharga bagi saya
dan teman-teman saya.mudah-mudahan dapat berguna nantinya amin.
Padang, Februari
2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................. ii
A. Latar
Belakang........................................................................................................ 1
B.
Pembahasan............................................................................................................. 2
C.
Kesimpulan.............................................................................................................. 3
Daftar Pustaka..................................................................................................................... iii
BAB I
A. Pengertian
Kepribadian
Kepribadian
menunjuk pada pengaturan sikap-sikap seseorang untuk berbuat, berpikir, dan
merasakan, khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi
suatu keadaan
Untuk
memahami lebih jauh mengenai pengertian kepribadian, berikut ini definisi yang
dipaparkan oleh beberapa ahli.
M.A.W.
Brower
Kepribadian
adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan,
keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
Koentjaraningrat
Kepribadian
adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah
laku atau tindakan seseorang.
Roucek dan Warren
Kepribadian
adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang
mendasari perilaku seseorang. Dari pengertian yang diungkapkan oleh para ahli
di atas, dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian
( personality ) merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap
atau tabiat seseorang, yang mencakup polapola pemikiran dan perasaan, konsep
diri, perangai, dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
B.
Unsur-Unsur
dalam Kepribadian
Kepribadian
seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang memengaruhi
kepribadian seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
a.
Pengetahuan
Pengetahuan
seseorang bersumber dari pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi,
pemahaman, dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang diperolehnya dari
lingkungan yang ada di sekitarnya. Semua itu direkam dalam otak dan sedikit
demi sedikit diungkapkan dalam bentuk perilakunya di masyarakat.
b.
Perasaan
Perasaan
merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian
positif atau negatif terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu. Perasaan selalu
bersifat subjektif, sehingga penilaian seseorang terhadap suatu hal atau
kejadian akan berbeda dengan penilaian orang lain. Contohnya penilaian terhadap
jam pelajaran yang kosong. Mungkin kamu menganggap sebagai hal yang tidak
menyenangkan karena merasa rugi tidak memperoleh pelajaran. Lain halnya dengan
penilaian temanmu yang menganggap sebagai hal yang menyenangkan. Perasaan
mengisi penuh kesadaran manusia dalam hidupnya.
c.
Dorongan Naluri
Dorongan
naluri merupakan kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal itu
dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang bersifat
rohaniah maupun jasmaniah. Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu
untuk mempertahankan hidup, seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi
dengan sesama manusia, meniru tingkah laku sesamanya, berbakti, serta keindahan
bentuk, warna, suara, dan gerak.
C.
Faktor-Faktor yang Membentuk Kepribadian
Secara
umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu warisan
biologis, warisan lingkungan alam, warisan sosial, pengalaman kelompok manusia,
dan pengalaman unik.
a.
Warisan Biologis (Heredity)
Warisan
biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai warisan
biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada seorang pun di
dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan orang lain,
bahkan anak kembar sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap
keramah-tamahan, perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam
membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.
Warisan
biologis yang terpenting terletak pada perbedaan intelegensi dan kematangan
biologis. Keadaan ini membawa pengaruh pada kepribadian seseorang. Tetapi
banyak ilmuwan berpendapat bahwa perkembangan potensi warisan biologis
dipengaruhi oleh pengalaman sosial seseorang. Bakat memerlukan anjuran,
pengajaran, dan latihan untuk mengembangkan diri melalui kehidupan bersama
dengan manusia lainnya.
b.
Warisan Lingkungan Alam (Natural Environment)
Perbedaan
iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri
terhadap alam. Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola perilaku
masyarakat dan kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam. Misalnya orang yang
hidup di pinggir pantai dengan mata pencaharian sebagai nelayan mempunyai
kepribadian yang berbeda dengan orang yang tinggal di daerah pertanian. Mereka
memiliki nada bicara yang lebih keras daripada orang-orang yang tinggal di
daerah pertanian, karena harus menyamai dengan debur suara ombak. Hal itu
terbawa dalam kehidupan sehari-hari dan telah menjadi kepribadiannya.
c.
Warisan Sosial (Social Heritage) atau Kebudayaan
Kita
tahu bahwa antara manusia, alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat
erat dan saling memengaruhi. Manusia berusaha untuk mengubah alam agar sesuai
dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya manusia membuka
hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Sementara itu kebudayaan memberikan
andil yang besar dalam memberikan warna kepribadian anggota masyarakatnya.
d.
Pengalaman Kelompok Manusia (Group Experiences)
Kehidupan
manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Kelompok manusia, sadar atau tidak telah
memengaruhi anggota-anggotanya, dan para anggotanya menyesuaikan diri terhadap
kelompoknya. Setiap kelompok mewariskan pengalaman khas yang tidak diberikan
oleh kelompok lain kepada anggotanya, sehingga timbullah kepribadian khas
anggota masyarakat tersebut.
e.
Pengalaman Unik ( Unique Experience )
Setiap
orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu
berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta
mempunyai lingkungan fisik yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka
pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda
dalam beberapa hal lainnya. Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan
tidak ada pengalaman siapapun yang secara sempurna menyamainya.
Menurut
Paul B. Horton, pengalaman tidaklah sekedar bertambah, akan tetapi menyatu.
Pengalaman yang telah dilewati memberikan warna tersendiri dalam kepribadian
dan menyatu dalam kepribadian itu, setelah itu baru hadir pengalaman
berikutnya.
Selain
kelima faktor pembentuk kepribadian yang telah kita bahas di atas, F.G. Robbins
dalam Sumadi Suryabrata (2003), mengemukakan ada lima faktor yang menjadi dasar
kepribadian, yaitu sifat dasar, lingkungan prenatal, perbedaan individual,
lingkungan, dan motivasi.
a.
Sifat Dasar
Sifat
dasar merupakan keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang yang diwarisi dari
ayah dan ibunya. Dalam hal ini, Robbins lebih menekankan pada sifat biologis yang
merupakan salah satu hal yang diwariskan dari orang tua kepada anaknya.
b.
Lingkungan Prenatal
Lingkungan
prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini individu
mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu sangat
menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara fisik
maupun secara psikis. Banyak peristiwa yang sudah ada membuktikan bahwa seorang
ibu yang pada waktu mengandung mengalami tekanan psikis yang begitu hebatnya,
biasanya pada saat proses kelahiran bayi ada gangguan atau dapat dikatakan
tidak lancar.
c.
Perbedaan Individual
Perbedaan
individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi sejak
lahir. Anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik, berbeda dengan
individu lainnya, dan bersikap selektif terhadap pengaruh dari lingkungan.
d.
Lingkungan
Lingkungan
meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang memengaruhi proses
sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan berpengaruh pada
kepribadiannya.
e.
Motivasi
Motivasi
adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar individu
sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
Dorongandorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu sebagai warna
dalam kehidupan bermasyarakat
C.
Teori
Kepribadian Status
Ralph
Linton adalah ilmuan yang handal dalam mensintesikan segala hal. Dalam
kebudayaan ia memberi wawasan luas dalam banyak hal, terutama dala bahasa
budaya dan kepribadian. Salah satu pemikirannya tentang peran dan status.Ia
membahas peran dalam formula fungsionalisme. Bagi banyak ilmuan, fungsionalisme
mengandung makna tujuan dan aspek matematik yang memandang bahwa dua hal dapat
berubah bersama.
Namun dalam pandangan Linton, fungsionalisme
berasal dari fungsi yang merujuk pada interelasi individu-individu. Ia
menyatakan ciri dari kebudayaan dapat dilihat dari empat hal, yaitu bentuk yang
merujuk pada pengaturan pola perilaku, makna merujuk pada asosiasi yang dibubuhkan
pada elemen budaya oleh anggota masyarakat –yang mungkin bersifat subjektif dan
tak disadari, guna terkait pada guna perlakuan berdasar konteks kultural, dan
fungsi. Ia membahas bahwa status terkait dengan struktur serta hak dan
kewajiban seseorang dalam masyarakat. Peran merujuk pada aspek perilaku terkait
status.
Linton
menyatakan bahwa kepribadian secara primir adalah suatu konfigurasi dari respon
–respon yang dikembangkan oleh individu sebagai hasil dari pengalamannya.
Sedangkan pengalaman adalah akibat dari hubungan timbal balik dengan
lingkungannya. Ia menggambarkan bagaimana seorang guru memiliki tipikal. Dalam
teorinya ia membagi budaya kedalam dua bidang yaitu:
·
Convert culture, yaitu kebudayaaan yang
tidak tampak
·
Over
culture, yaitu kebudayaan yang tampak
Dalam hidup di masyarakat ini manusia
memiliki banyak status. Agar hidup di masyarakat mjd lbh efektif maka manusia
perlu berkepribadian sesuai dg status yg sdg di embannya. Jadi kepribadian
status ialah seperangkat kepribadian yg sesuai dg statusnya di masyarakat.
Adakalanya kepribadian status tsb sesuai dg kepribadian aslinya, ttp ada pula
yg bertentangan dg kepribadian aslinya. Seseorg yg berkepribadian ekstrovert
sgt cocok utk jbtan menteri penerangan. Sedangkan yg berkepribadian introvert
agak krg cocok.
Kepribadian
status yg tidak sesuai dg kepribadian aslinya maka dpt menimbulkan konflik
batin (konflik internal dlm dirinya). Konflik internal yg berkepanjangan dpt
menurunkan kesehatan mental (menurunnya kesejahteraan psikologis).
PROFESI
GURU
Guru
adalah guru diartikan sebagai orang yg pekerjaannya (mata pencahariannya,
profesinya) mengajar. Dalam hal ini berarti guru itu adalah orang yang
melakukan tindakan mengajar sebagai pekerjaannya, dengan kata lain dia mengajar
dan mendapat imbalan dari kegiatan mengajar tersebut.
Dikatakan guru
yang mahir adalah guru yang mampu untuk menundukkan hati mereka dan
mempengaruhi mereka dengan baik sehingga ia dapat memerintah mereka dan
berbicara dengan mereka. Maka dengan kepribadian itu memungkinkan untuk
mengarahkan mereka pada jalan yang lurus.
Aspek
kompetensi menurut Gordon dalm Mulyasa (2003: 39):
- Pengetahuan
- Pemahaman
- Kemampuan
- Nilai
- Sikap
- Minat
Kepribadian
yang murni dan tulus merupakan syarat utama bagi seorang pendidik, mengingat
peranan sebuah kepribadian sangat besar memengaruhi perkembangan peserta didik
yang sedang belajar. Perlu pula kita ketahui bahwa pendidik itu bekerja melalui
pribadinya, dalam pribadi yang santun akan melahirkan anak didik yang santun,
begitu pula sebaliknya. Semua perilaku kita tiruan anak didik. Baik itu
perilaku yang benar maupun perilaku yang salah, masyarakat member penilaian
kepada anak didik dengan melihat kepribadian yang dimiliki oleh gurunya di
sekolah.
Pengaruh
pribadi terhadap perkembangan peserta didik dikatakan sebagai keteladanan.
Lebih jauh dikatakan bahwa keteladanan ini cukup efektif memengaruhi perilaku
peserta didik, baik di rumah, di dalam kursus, maupun di dalam organisasi sebab
sebagian peserta didik cenderung meniru perilaku gurunya. Lebih-lebih dalam
masyarakat sikap paternalis masih melekat kuat, peserta didik cenderung meniru
orang-orang yang mereka idolakan atau orang-orang yang mereka kagumi termasuk
para pendidik.
Dualisme
pribadi yang ideal adalah kesimbangan antara apa yang dikatakan dengan apa yang
dilakukan. Menurut Pidarta bahwa kepribadian pendidik atau guru tidak
bertentangan dengan pribadi ketimuran atau budaya timur, khususnya yang biasa
disebut dengan kepribadian Indonesia. Hal ini perlu disadari mengingat era
globalisasi itu semakin membawa anak didik ke ruang-ruang yang lebih luas, agar
peserta didik tidak mudah terperangkap oleh jebakan-jebakan yang berbau
kenikmatan.
Guru
harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas
kepribadian seorang guru. Aspek-aspek Kompetensi Kepribadian adalah: Bertindak
sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang
tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. Menjunjung tinggi kode
etik profesi guru.....
Jadi,
kepribadian itu adalah modal yang harus dipupuk dan dibina secara terus menerus
agar tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA