WIDIYA TRISNA
1101817/2011
HOME SCHOOLING
Menurut
John Cadlwell Holt (Simbolon, 2008), filosofi berdirinya home schooling adalah
manusia pada dasarnya makhluk belajar dan senang belajar, kita tidak perlu
ditunjukkan bagaimana cara belajar. Yang membunuh kesenangan belajar adalah
orang-orang yang berusaha menyelak, mengatur, atau mengontrolnya. Didorong oleh
filosofi tersebut, pada tahun 1960-an terjadi perbincangan dan perdebatan luas
mengenai pendidikan sekolah dan sistem sekolah. Sebagai guru dan pengamat anak
dan pendidikan, Holt menyatakan bahwa kegagalan akademis pada siswa tidak
ditentukan oleh kurangnya usaha pada sistem sekolah, tetapi disebabkan oleh
sistem sekolah itu sendiri. Pada waktu yang hampir bersamaan, akhir tahun
1960-an dan awal tahun 1970-an, Ray dan Dorothy Moor melakukan penelitian
mengenai kecenderungan orang tua menyekolahkan anak lebih awal (early childhood
education). Penelitian mereka menunjukkan bahwa memasukkan anak-anak pada
sekolah formal sebelum usia 8-12 tahun bukan hanya tak efektif, tetapi
sesungguhnya juga berakibat buruk bagi anak-anak, khususnya anak-anak laki-laki
karena keterlambatan kedewasaan mereka (Sumardiono dalam Simbolon, 2008).
Setelah
pemikirannya tentang kegagalan sistem sekolah mendapat tanggapan luas, kemudian
Holt menerbitkan karyanya yang lain Instead of Education dan Ways to Help
People Do Things Better pada tahun 1976. Buku ini mendapat sambutan hangat dari
para orangtua pendukung home schooling di berbagai penjuru Amerika Serikat.
Pada tahun 1977, Holt menerbitkan majalah untuk pendidikan di rumah yang diberi
nama Growing Without Schooling. Serupa dengan Holt, Ray dan Dorothy Moore
kemudian menjadi pendukung dan konsultan penting home schooling. Setelah itu,
home schooling terus berkembang dengan berbagai alasan. Selain karena alasan
keyakinan (beliefs), pertumbuhan home schooling juga banyak dipicu oleh
ketidakpuasan atas sistem pendidikan di sekolah formal.
Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home-education
atau sekolah rumah. Pada intinya homeschooling adalah sistem pendidikan atau
pembelajaran alternatif selain sekolah. Metode belajar mengajar pada
homeschooling menyenangkan karena dilakukan “di rumah”. Tapi sesungguhnya
homeschooling bukan hanya terbatas dilakukan secara terus menerus di rumah,
tapi situasi belajar kondusif yang dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan
anak bebas memilih pelajaran yang disukainya sehingga merasa nyaman seperti “di
rumah”.
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB LAHIRNYA HOME SCHOOLING
- Kegagalan Sekolah Formal
Kegagalan
sekolah formal dalam menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik menjadi
pemicu bagi keluarga-keluarga di Indonesia maupun di mancanegara untuk
menyelenggarakan home schooling karena dinilai dapat menghasilkan pendidikan
bermutu.
- Sosok Home Schooling Terkenal
Banyaknya
tokoh-tokoh penting dunia yang bisa berhasil dalam hidupnya tanpa menjalani
sekolah formal juga memicu munculnya home schooling. Misalnya Benyamin
Franklin, Thomas Alfa Edison, serta tokoh dalam negeri seperti K.H. Agus Salim
dan Ki Hajar Dewantara.
- Tersedianya Sarana Pendukung
Perkembangan
home schooling ikut dipicu oleh perkembangan sarana dan fasilitas. Fasilitas
itu antara lain fasilitas pendidikan (perpustakaan, museum, lembaga
penelitian), fasilitas umum (taman, stasiun, jalan raya), fasilitas sosial
(taman, panti asuhan, rumah sakit), fasilitas bisnis (mall, pameran, restoran,
pabrik, sawah, perkebunan), dan fasilitas teknologi dan informasi (internet dan
audiovisual). Beberapa
kondisi atau alasan yang melatarbelakangi beberapa orang tua memilih
homeschooling:
- Agar hubungan antara orang tua dengan anak lebih dekat
- Karena orang tua tidak merasa puas dengan kualitas pendidikan formal
- Pergaulan sekolah yang tidak terlalu baik bagi keamanan dan perkembangan anak seperti tawuran dan mengkonsumsi obat terlarang
- Kurikulum sekolah yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan kemampuan dan usia anak
- Tugas sekolah yang terlalu banyak menjadi beban bagi anak
- Anak pernah mengalami kekerasan di sekolah dari guru atau teman sebaya
- Penyeragaman kemampuan dan keterampilan anak di sekolah dapat mematikan bakat dan minat anak
- Anak berasal dari keluarga kurang mampu sementara biaya pendidikan formal semakin tinggi
- Pengangguran atau anak putus sekolah
- Orang tua banyak berpindah tempat tinggal
- Anak terlalu aktif dan sekolah terpaksa mengeluarkan anak karena guru mengalami kesulitan dalam mengontrol anak di kelas
- Anak memiliki kegiatan luar sekolah yang luar biasa sehingga tidak bisa mengikuti jadwal belajar di sekolah umum
- Anak tidak suka sekolah formal dan lebih menyukai gaya belajar informal
- Anak memiliki kebutuhan khusus dan sistem di sekolah umum tidak bisa memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan khusus anak.
KURIKULUM
DAN MATERI PEMBELAJARAN HOME SCHOOLING
Kurikulum
pembelajaran home schooling adalah kurikulum yang didesain sendiri namun tetap
mengacu kepada kurikulum nasional. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Bryan Ray
menunjukkan bahwa mayoritas home schoolers (71%) memilih sendiri materi
pembelajaran dan kurikulum dari kurikulum yang tersedia, kemudian melakukan
penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan keadaan keluarga. Selain
itu, 24% diantaranya menggunakan paket kurikulum lengkap yang dibeli dari
lembaga penyedia kurikulum dan materi ajar. Sekitar 3% menggunakan materi dari
sekolah satelit (partner home schooling) atau program khusus yang dijalankan
oleh sekolah swasta setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar