Daftar Blog Saya

Minggu, 26 Mei 2013




ANALISIS BEDAH FILM ESKUL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sosiologi keluarga
Oleh Kelompok 4
Widiya Trisna
Rika Saputri
Tiara Monica
Wahyu Ilham
Nur Azizah
Mela Oktasari

Olivia Anandita
Dila Akhira Safitri



JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penayang, karena dengan rahmat dan karunia-nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah kelompok mata kuliah sosiologi keluarga mengenai “ Analisis Bedah Film Eskul”.
Kami menyadari bahwa laporan bacaan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan makalah ini.



Padang, 9 Mei 2013
                   

               Kelompok 4







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI
................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang……………………………………………………………….. 3
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………………. 3
C.     Tujuan Masalah………………………………………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN

A.  Synopsis Film………………………………………………………………… 4
B.   Analisis Film Berdasarkan Konsep Sosiologi Keluarga dan Teori Sosiologi.. 5

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan…………………………………………………………………… 6
B.     Saran………………………………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA

           














BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Struktur keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, memiliki peran tertentu didalam keluarga. Sesuai dengan kedudukannya seorang ayah bisa saja berkuasa atas istri dan anaknya karena dia memiliki kedudukan yang tinggi dan dihormati didalam keluarga.Orang yang berkuasa karena kedudukannya maupun orang yang berkuasa karena materi yang dimilikinya bisa menimbulkan pertentangan, perlawanan yang dilakukan oleh orang yang dikuasai.
            Kepala keluarga atau ayah yang otoriter atas kekuasaannya bisa menimbulkan suasana keluarga yang penuh dengan pertengkaran bahkan pertentangan. Seperti didalam film eskul ini terlihat seorang ayah yang sangat berkuasa atas istri dan anaknya. Anaknya yang bernama joshua memiliki sifat yang pendiam dan sering merasakan tekanan batin baik dari perlakuan orang tuanya sendiri maupun perlakuan dari teman-teman di sekolahnya yaitu, orang-orang yang berkuasa karena materinya. Ayahnya yang selalu menggunakan kekerasan dalam mendidiknya dan ibunya yang selalu mengeluarkan kata-kata yang tidak mengenakkan terhadap dirinya, ditambah lagi teman-teman disekolahnya yang selalu mengejek bahkan menyiksa secara tidak manusiawi membuat dia merasa tidak dihormati bahkan tidak berharga untuk hidup, oleh karena itu, dia mencoba melakukan perlawanan atas tindakan orang-orang yang menghina, menghujam, menyiksa dirinya. Inilah yang akan dijelaskan oleh penulis dengan menganalisis film berdasarkan konsep sosiologi keluarga dan salah satu teori sosiologi yaitu perspektif struktural-konflik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sinopsis film  tersebut ?
2.      Bagaimana penjelasan analisis film berdasarkan konsep sosiologi keluarga dan teori sosiologi ?
C.    Tujuan
1.      Mendeskripsikan sinopsis film.
2.      Menjelaskan analisis film berdasarkan konsep sosiologi keluarga dan teori sosiologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.       Sinopsis film

Film yang berjudul ekskul ini cukup menarik. Film ini bercerita tentang anak SMA usia remaja, yang yang bernama Joshua sebagai seorang siswa yang memiliki karakter pendiam dan juga dikenal sebagai siswa yang pintar. Tapi kemudian berubah menjadi siswa yang sesrba bermasalah di sekolahnya, baik dalam hubungannya dengan teman maupun dengan prestasi akademisnya yang semakin menurun.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada joshua, lebih dikarenakan lingkungan pendidikannya di rumah. Dimana dirumahnya, dia mendapat perlakuan yang keras dari kedua orang tuanya. Terutama oleh karakter papinya yang tidak hanya memarahinya tapi juga kerap kali memukul tubuhnya seketika dia tidak menuruti atau dianggap melawan oleh papinya. Yang sebenarnya juga seperti dilakukan oleh maminya walaupun maminya tidak begitu keras dalam memarahinya. Tapi cukup memberikan tekanan mental baginya. Tidak cukup tekanan dilingkungannya saja, tapi juga dilingkungan sekolahnya, yang kerap kali ia mendapatkan perlakuan yang buruk dari seniornya dari ekskul tim basket di sekolahnya, seperti; ia dipermalukan dengan digantung didepan pagar sekolahnya dan dilempari dan ditertawakan oleh teman-temannya. selain itu juga ia mendapat perlakuan aniyaya lainnya. Hanya keti dan Sawitri, teman sekolahnya yang bersikap baik padanya.
Joshua tidak dapat menerima perlakuan-perlakuan dari temannya dan dari orang tuanya. Dan kemudian joshua, mulai berusaha membalas dendamnya terutama dendamnya pada teman-teman sekolahnya, yang telah mempermalukan dan menganiayanya. Motiv balas dendamnya dilucurkannya.



Pertama, dengan membuat tulisan ancaman kesemua anak tim basket yang menganiayanya. Cara yang Kedua, dengan menyebarkan surat panggilan palsu yang di curinya dari kantor guru konseling disekolahnya, kesemua anak tim basket, teman-temannya yang telah mempermalukannya dan mantan pacarnya. 
Dalam penyaderaannya, selain melakukan pembalasan demi pembalasan yang ia lakukan kepada teman-teman yang ia sandera karena rasa dendamnya kepada temannya.mulai dari membalasnya seperti memukul, memasukkan kepala temannya kedalam closet dan pada akhirnya menggantung badan temannya dihadapan umum. Joshua kerap kali menghadapi tekanan-tekanan didalam dirinya. Yang ia alami dari talkingself hingga ia mengalami waham bunuh diri yang menyuruh dirinya untuk mengakhiri hidupnya dengan menembakkan pistol yang ada di tangannya kekepalanya, yang mencoba menekan jiwanya.yang pada akhirnya ia menembakkan pistolnya kekepalanya dan akhirnya joshuapun mati dengan tangisan semua orang yang menyaksikannya.  
Didalam proses keabnormalannya, joshua juga kerap kali ditangani oleh guru konselingnya yang bernama Miranda, yang kemudian menjadi negoisator dalam proses penyanderaan tujuh orang temannya. walaupun pada akhirnya, tidak berhasil. dan juga sebelumnya joshua ditangani oleh seorang psikolog yang mencoba mencari keterangan tentang perubahan sikap joshua itu. tapi juga tidak menghasilkan penyelesaian masalahnya.

B.       Analisis Film Berdasarkan Konsep Sosiologi Keluarga dan Teori Sosiologi
          Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama. Setelah terbentuknya sebuah keluarga, maka anggota keluarga yang ada didalamnya memiliki tugas masing-masing, tugas tersebut mengacu pada peran individu didalam keluarga tersebut, dan melahirkan yang namanya hak dan kewajiban seseorang didalam keluarga, ini lah yang sering disebut fungsi keluarga.
          Adanya fungsi keluarga sangat penting untuk menjaga keharmonisan sebuah keluarga, retak atau hancurnya sebuah keluarga merupakan akibat tidak berjalannya salah satu fungsi keluarga. Beberapa fungsi keluarga antara lain fungsi biologis, fungsi sosialisasi anak, fungsi afeksi, fungsi edukasi, fungsi protektif dan lain sebagainya.
          Fungsi afeksi merupakan salah satu fungsi yang tidak dapat dialihkan dalam keluarga. Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih sayang atau rasa cinta. Pandangan psikiatrik mengatakan bahwa penyebab utama gangguan emosional, perilaku adalah ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan dan hubungan kasih sayang dalam suatu lingkungan yang intim.
          Kebutuhan kasih sayang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi seseorang. Dengan ketidak berjalannya fungsi ini secara optimal akan membahayakan keharmonisan hubungan dalam keluarga.
          Didalam film eskul ini, salah satu contoh permasalahan didalam sebuah keluarga yang terjadi akibat fungsi afeksi tidak berjalan dengan baik. Seperti yang telah tergambarkan didalam sinopsis diatas bahwa joshua tidak mendapatkan kasih sayang  atau rasa cinta dan kehangatan dari keluarganya, ayahnya yang selalu menggunakan kekerasan dalam mendidiknya dan ibunya yang selalu mengeluarakan kata-kata kasar terhadap dirinya.
          Dengan sifat kedua orang tuanya ini, dimana ayahnya yang otoriter dan sangat berkuasa terhadap dirinya yang selalu menggunakan kekerasan dan ibunya yang selalu berkata kasar, membuat joshua memiliki tekanan batin dan goncangan mental yang mampu merusak dirinya bahkan keluarganya.
          Bukan hanya fungsi afeksi saja yang tidak berjalan dengan baik, namun fungsi edukasi yang tergambarkan didalam film ini juga tidak berjalan dengan baik, pendidikan yang penuh dengan hujatan, kekerasan, penindasan bahkan ketidak adilan lah yang dirasakan oleh joshua disekolahnya, bayangan sekolah yang aman, dan tentram tanpa penindasan jauh dari hayalan joshua. Disekolah joshua tak jarang mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari temannya yang bernama jery, dia sering berlaku kasar terhadap joshua, dia merasa sangat berkuasa disekolah, karena ayahnya merupakan orang yang berkontribusi besar dalam pembangunan disekolahannya, maka perlakuan tidak adil yang dirasakan joshua tak hayal dilakukan oleh kepala sekolahnya sendiri terhadap dirinya. Ketika joshua dipukul oleh geng jery joshua tidak mendapatkan pembelaan dari kepala sekolahnya walaupun gurunya sendiri menjadi saksi terhadap  perlakuan jery tersebut.
          Selain itu, keluarganya juga tak mampu menjalankan fungsi protektif. Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para anggotanya. Fungsi ini bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar dari hal-hal negatif. Dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan perlindungan fisik, psikologis bagi seluruh anggotanya. Namun hal itu tidak dirasakan oleh joshua, ketika dia bermasalah disekolah orang tuanya tak mampu memberikan perlindungan, malahan orang tuanya sendiri yang menjerumuskan anaknya dalam berbuat hal yang negatif, buktinya dia membawa senjata tajam kesekolah dan melakukan penyandraan pada teman-temannya. Itu semua dikarenakan beban mental dan psikis joshua yang tergoncang akibat didikan orang tuanya yang keras dan kasar ditambah lagi dengan perlakuan teman-teman disekolahnya.
          Jelas bahwa orang-orang yang memiliki kekuasaan sangat besar andilnya terhadap kehidupan joshua, maka tak heran kalau joshua melakukan perilaku yang tak wajar yaitu menyandra teman sekolahnya yang telah berbuat jahat pada dirinya. Perbuatan  itu dilakukan oleh joshua bukan hanya semata-mata untuk balas dendam, tetapi juga mencari keadilan dan keinginan perubahan terhadap hidupnya, tindakan kriminal yang dilakukan joshua juga akibat dari sikap kedua orang tuanya yang memberikan kasih sayangnya melalui kekerasan dan hujatan kata-kata kasar.
          Dengan melihat gambaran konsep tersebut, maka penulis mencoba menganalisis film ini dengan menggunakan perspektif struktural-konflik (Ralf Dahrendorf). Adapun asumsi dasar teori ini bahwasetiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang atas sejumlah orang yang lain.
         
Konsep sentral teori konflik Ralf Dahrendorf adalah wewenang dan posisi. Menurut Dahrendorf, analisis masyarakat menurut teori konflik bertitik tolak dari kenyataan bahwa para anggotanya dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu orang yang berkuasa dan mereka yang dikuasai. Dualisme ini ialah yang termasuk struktur dan hakekat hidup bersama, memberi akibat akan kepentingan yang berbeda dan saling berlawanan.

          Didalam keluarga joshua terlihat bahwa ayahnya memiliki wewenang yang kuat dan posisi yang penting sebagai seorang kepala keluarga, joshua dan ibunya dikuasai oleh ayahnya, sehingga ayahnya beralaku sesuka hati padanya, termasuk mendidik dengan cara memukul,






















BAB III
PENUTUP
A.                     Kesimpulan
Pada hakikatnya film ekskul ini tidak akan mungkin dapat saya dimpulkan. tapi yang sebenarnya yang dapat menyimpulkan cerita film ekskul ini adalah diri kita masing-masing. baik yang telah langsung menonton filmnya maupun dengan membaca resensi ceritanya ataupun hanya mendengar dari orang saja. 
Tapi setidaknya ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dari cerita film ekskul ini adalah sebagai berikut: 
1.      Pendidikan yanng berbasiskan kekerasan tidak akan pernah berhasil dalam mendidik dan dalam pembentukan kepribadian remaja. tapi malah dapat menghancurkan kepribadian yang akan dibentuk oleh remaja itu sendiri. 
2.      Sebesar apapun lingkungan sosial itu baik yang bersifat positif maupun yang negatif, kemudian akan signifikan dalam pembentukan kepribadian remaja yang utuh. 
3.      Dalam perkembanngannya, remaja tidak mungkin terlepaskan dari aspek moral dan agama yang kewmudian sebagai asapek pembentukan kepribadian remaja dalam perkembangannya.  


DAFTAR PUSTAKA

Suhendi, Hendi dan Ramdani Wahyu. 2001. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung : Pustaka Setia.
Hudayana, Ridho.(2009), Psychomovieeksku [Internet]. Tersedia dalam : <http://ridhopsi.blogspot.com/2009/05/psychomovieekskul.html> [diakses pada tanggal 9 Mei 2013].








Tidak ada komentar:

Posting Komentar