ANALISIS BEDAH FILM ESKUL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sosiologi keluarga
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sosiologi keluarga

Oleh Kelompok 4
Widiya Trisna
Rika Saputri
Tiara Monica
Wahyu Ilham
Nur Azizah
Mela Oktasari
Olivia Anandita
Dila Akhira Safitri
Rika Saputri
Tiara Monica
Wahyu Ilham
Nur Azizah
Mela Oktasari
Olivia Anandita
Dila Akhira Safitri
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penayang,
karena dengan rahmat dan karunia-nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah
kelompok mata kuliah sosiologi keluarga mengenai “ Analisis Bedah Film Eskul”.
Kami
menyadari bahwa laporan bacaan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kebaikan makalah ini.
Padang, 9 Mei 2013
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang……………………………………………………………….. 3
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………………. 3
C. Tujuan
Masalah………………………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Synopsis
Film………………………………………………………………… 4
B. Analisis Film Berdasarkan Konsep Sosiologi
Keluarga dan Teori Sosiologi.. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………… 6
B. Saran………………………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Struktur keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak, memiliki peran tertentu didalam keluarga. Sesuai dengan
kedudukannya seorang ayah bisa saja berkuasa atas istri dan anaknya karena dia
memiliki kedudukan yang tinggi dan dihormati didalam keluarga.Orang yang
berkuasa karena kedudukannya maupun orang yang berkuasa karena materi yang
dimilikinya bisa menimbulkan pertentangan, perlawanan yang dilakukan oleh orang
yang dikuasai.
Kepala keluarga atau ayah yang
otoriter atas kekuasaannya bisa menimbulkan suasana keluarga yang penuh dengan
pertengkaran bahkan pertentangan. Seperti didalam film eskul ini terlihat
seorang ayah yang sangat berkuasa atas istri dan anaknya. Anaknya yang bernama
joshua memiliki sifat yang pendiam dan sering merasakan tekanan batin baik dari
perlakuan orang tuanya sendiri maupun perlakuan dari teman-teman di sekolahnya
yaitu, orang-orang yang berkuasa karena materinya. Ayahnya yang selalu
menggunakan kekerasan dalam mendidiknya dan ibunya yang selalu mengeluarkan
kata-kata yang tidak mengenakkan terhadap dirinya, ditambah lagi teman-teman
disekolahnya yang selalu mengejek bahkan menyiksa secara tidak manusiawi
membuat dia merasa tidak dihormati bahkan tidak berharga untuk hidup, oleh
karena itu, dia mencoba melakukan perlawanan atas tindakan orang-orang yang
menghina, menghujam, menyiksa dirinya. Inilah yang akan dijelaskan oleh penulis
dengan menganalisis film berdasarkan konsep sosiologi keluarga dan salah satu
teori sosiologi yaitu perspektif struktural-konflik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sinopsis film tersebut ?
2. Bagaimana
penjelasan analisis film berdasarkan konsep sosiologi keluarga dan teori
sosiologi ?
C.
Tujuan
1. Mendeskripsikan
sinopsis film.
2. Menjelaskan
analisis film berdasarkan konsep sosiologi keluarga dan teori sosiologi.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Sinopsis
film
Film yang berjudul ekskul ini cukup
menarik. Film ini bercerita tentang anak SMA usia remaja, yang yang bernama
Joshua sebagai seorang siswa yang memiliki karakter pendiam dan juga dikenal
sebagai siswa yang pintar. Tapi kemudian berubah menjadi siswa yang sesrba
bermasalah di sekolahnya, baik dalam hubungannya dengan teman maupun dengan
prestasi akademisnya yang semakin menurun.
Perubahan-perubahan yang terjadi
pada joshua, lebih dikarenakan lingkungan pendidikannya di rumah. Dimana
dirumahnya, dia mendapat perlakuan yang keras dari kedua orang tuanya. Terutama
oleh karakter papinya yang tidak hanya memarahinya tapi juga kerap kali memukul
tubuhnya seketika dia tidak menuruti atau dianggap melawan oleh papinya. Yang
sebenarnya juga seperti dilakukan oleh maminya walaupun maminya tidak begitu
keras dalam memarahinya. Tapi cukup memberikan tekanan mental baginya. Tidak
cukup tekanan dilingkungannya saja, tapi juga dilingkungan sekolahnya, yang
kerap kali ia mendapatkan perlakuan yang buruk dari seniornya dari ekskul tim
basket di sekolahnya, seperti; ia dipermalukan dengan digantung didepan pagar
sekolahnya dan dilempari dan ditertawakan oleh teman-temannya. selain itu juga
ia mendapat perlakuan aniyaya lainnya. Hanya keti dan Sawitri, teman sekolahnya
yang bersikap baik padanya.
Joshua tidak dapat menerima
perlakuan-perlakuan dari temannya dan dari orang tuanya. Dan kemudian joshua,
mulai berusaha membalas dendamnya terutama dendamnya pada teman-teman
sekolahnya, yang telah mempermalukan dan menganiayanya. Motiv balas dendamnya
dilucurkannya.
Pertama, dengan membuat tulisan
ancaman kesemua anak tim basket yang menganiayanya. Cara yang Kedua, dengan
menyebarkan surat panggilan palsu yang di curinya dari kantor guru konseling
disekolahnya, kesemua anak tim basket, teman-temannya yang telah
mempermalukannya dan mantan pacarnya.
Dalam penyaderaannya, selain melakukan
pembalasan demi pembalasan yang ia lakukan kepada teman-teman yang ia sandera
karena rasa dendamnya kepada temannya.mulai dari membalasnya seperti memukul,
memasukkan kepala temannya kedalam closet dan pada akhirnya menggantung badan
temannya dihadapan umum. Joshua kerap kali menghadapi tekanan-tekanan didalam
dirinya. Yang ia alami dari talkingself hingga ia mengalami waham bunuh diri
yang menyuruh dirinya untuk mengakhiri hidupnya dengan menembakkan pistol yang
ada di tangannya kekepalanya, yang mencoba menekan jiwanya.yang pada akhirnya
ia menembakkan pistolnya kekepalanya dan akhirnya joshuapun mati dengan
tangisan semua orang yang menyaksikannya.
Didalam proses keabnormalannya,
joshua juga kerap kali ditangani oleh guru konselingnya yang bernama Miranda,
yang kemudian menjadi negoisator dalam proses penyanderaan tujuh orang
temannya. walaupun pada akhirnya, tidak berhasil. dan juga sebelumnya joshua
ditangani oleh seorang psikolog yang mencoba mencari keterangan tentang
perubahan sikap joshua itu. tapi juga tidak menghasilkan penyelesaian
masalahnya.
B.
Analisis
Film Berdasarkan Konsep Sosiologi Keluarga dan Teori Sosiologi
Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta
tinggal bersama. Setelah terbentuknya sebuah keluarga, maka anggota keluarga
yang ada didalamnya memiliki tugas masing-masing, tugas tersebut mengacu pada
peran individu didalam keluarga tersebut, dan melahirkan yang namanya hak dan
kewajiban seseorang didalam keluarga, ini lah yang sering disebut fungsi
keluarga.
Adanya fungsi keluarga sangat penting untuk menjaga
keharmonisan sebuah keluarga, retak atau hancurnya sebuah keluarga merupakan akibat
tidak berjalannya salah satu fungsi keluarga. Beberapa fungsi keluarga antara
lain fungsi biologis, fungsi sosialisasi anak, fungsi afeksi, fungsi edukasi,
fungsi protektif dan lain sebagainya.
Fungsi afeksi merupakan salah satu fungsi yang tidak dapat
dialihkan dalam keluarga. Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan
kasih sayang atau rasa cinta. Pandangan psikiatrik mengatakan bahwa penyebab
utama gangguan emosional, perilaku adalah ketiadaan cinta, yakni tidak adanya
kehangatan dan hubungan kasih sayang dalam suatu lingkungan yang intim.
Kebutuhan kasih sayang ini merupakan kebutuhan yang sangat
penting bagi seseorang. Dengan ketidak berjalannya fungsi ini secara optimal
akan membahayakan keharmonisan hubungan dalam keluarga.
Didalam film eskul ini, salah satu contoh permasalahan
didalam sebuah keluarga yang terjadi akibat fungsi afeksi tidak berjalan dengan
baik. Seperti yang telah tergambarkan didalam sinopsis diatas bahwa joshua
tidak mendapatkan kasih sayang atau rasa
cinta dan kehangatan dari keluarganya, ayahnya yang selalu menggunakan kekerasan
dalam mendidiknya dan ibunya yang selalu mengeluarakan kata-kata kasar terhadap
dirinya.
Dengan sifat kedua orang tuanya ini, dimana ayahnya yang
otoriter dan sangat berkuasa terhadap dirinya yang selalu menggunakan kekerasan
dan ibunya yang selalu berkata kasar, membuat joshua memiliki tekanan batin dan
goncangan mental yang mampu merusak dirinya bahkan keluarganya.
Bukan hanya fungsi afeksi saja yang tidak berjalan dengan
baik, namun fungsi edukasi yang tergambarkan didalam film ini juga tidak
berjalan dengan baik, pendidikan yang penuh dengan hujatan, kekerasan,
penindasan bahkan ketidak adilan lah yang dirasakan oleh joshua disekolahnya,
bayangan sekolah yang aman, dan tentram tanpa penindasan jauh dari hayalan
joshua. Disekolah joshua tak jarang mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan
dari temannya yang bernama jery, dia sering berlaku kasar terhadap joshua, dia
merasa sangat berkuasa disekolah, karena ayahnya merupakan orang yang
berkontribusi besar dalam pembangunan disekolahannya, maka perlakuan tidak adil
yang dirasakan joshua tak hayal dilakukan oleh kepala sekolahnya sendiri
terhadap dirinya. Ketika joshua dipukul oleh geng jery joshua tidak mendapatkan
pembelaan dari kepala sekolahnya walaupun gurunya sendiri menjadi saksi
terhadap perlakuan jery tersebut.
Selain itu, keluarganya juga tak mampu menjalankan fungsi
protektif. Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para anggotanya. Fungsi
ini bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar dari hal-hal negatif.
Dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan perlindungan fisik, psikologis
bagi seluruh anggotanya. Namun hal itu tidak dirasakan oleh joshua, ketika dia
bermasalah disekolah orang tuanya tak mampu memberikan perlindungan, malahan
orang tuanya sendiri yang menjerumuskan anaknya dalam berbuat hal yang negatif,
buktinya dia membawa senjata tajam kesekolah dan melakukan penyandraan pada
teman-temannya. Itu semua dikarenakan beban mental dan psikis joshua yang
tergoncang akibat didikan orang tuanya yang keras dan kasar ditambah lagi
dengan perlakuan teman-teman disekolahnya.
Jelas bahwa orang-orang yang memiliki kekuasaan sangat besar
andilnya terhadap kehidupan joshua, maka tak heran kalau joshua melakukan
perilaku yang tak wajar yaitu menyandra teman sekolahnya yang telah berbuat
jahat pada dirinya. Perbuatan itu
dilakukan oleh joshua bukan hanya semata-mata untuk balas dendam, tetapi juga
mencari keadilan dan keinginan perubahan terhadap hidupnya, tindakan kriminal
yang dilakukan joshua juga akibat dari sikap kedua orang tuanya yang memberikan
kasih sayangnya melalui kekerasan dan hujatan kata-kata kasar.
Dengan melihat gambaran konsep tersebut, maka penulis
mencoba menganalisis film ini dengan menggunakan perspektif struktural-konflik
(Ralf Dahrendorf). Adapun asumsi dasar teori ini bahwasetiap masyarakat terintegrasi di atas
penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang atas sejumlah orang yang lain.
Konsep sentral
teori konflik
Ralf Dahrendorf adalah wewenang
dan posisi.
Menurut Dahrendorf, analisis masyarakat menurut teori konflik bertitik tolak
dari kenyataan bahwa para anggotanya dapat dikelompokkan dalam dua kategori,
yaitu orang yang berkuasa
dan mereka yang dikuasai.
Dualisme ini ialah yang termasuk struktur dan hakekat hidup bersama, memberi
akibat akan kepentingan yang berbeda dan saling berlawanan.
Didalam
keluarga joshua terlihat bahwa ayahnya memiliki wewenang yang kuat dan posisi
yang penting sebagai seorang kepala keluarga, joshua dan ibunya dikuasai oleh ayahnya,
sehingga ayahnya beralaku sesuka hati padanya, termasuk mendidik dengan cara
memukul,
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada
hakikatnya film ekskul ini tidak akan mungkin dapat saya dimpulkan. tapi yang
sebenarnya yang dapat menyimpulkan cerita film ekskul ini adalah diri kita
masing-masing. baik yang telah langsung menonton filmnya maupun dengan membaca
resensi ceritanya ataupun hanya mendengar dari orang saja.
Tapi
setidaknya ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dari cerita film ekskul
ini adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan yanng berbasiskan
kekerasan tidak akan pernah berhasil dalam mendidik dan dalam pembentukan
kepribadian remaja. tapi malah dapat menghancurkan kepribadian yang akan dibentuk
oleh remaja itu sendiri.
2. Sebesar apapun lingkungan sosial itu
baik yang bersifat positif maupun yang negatif, kemudian akan signifikan dalam
pembentukan kepribadian remaja yang utuh.
3. Dalam perkembanngannya, remaja tidak
mungkin terlepaskan dari aspek moral dan agama yang kewmudian sebagai asapek
pembentukan kepribadian remaja dalam perkembangannya.
Suhendi, Hendi dan Ramdani Wahyu.
2001. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung : Pustaka Setia.
Hudayana, Ridho.(2009), Psychomovieeksku [Internet]. Tersedia
dalam : <http://ridhopsi.blogspot.com/2009/05/psychomovieekskul.html> [diakses pada tanggal 9 Mei 2013].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar